Perjalanan kali ini memang tidak dalam rangka acara perayaan santri. Hanya untuk kebutuhan judul saja, hehe.
Perjalanan kali ini adalah dalam rangka jalan jalan sekalian tes CPNS. Aseek, demi menggapai pekerjaan termulia di negeri ini yang diikuti dan diminati hampir seluruh lapisan usia dan strata sosial: menjadi pegawai neegri sipil yang punya uang pensiun seumur hidup (nyinyirin diri sendiri).
Faktanya adalah ketika seseorang sudah mempunyai anak yang menjadi kekhawatiran utama adalah bukan tentang bisa atau tidaknya nanti mengerjakan soal tes. Tapi kekhawatiranya bergeser menjadi bisa gak ya dedek bayi entar ditinggal emaknya buat ujian. Haha, taste of adventure emak emak memang sudah beda.
Singkat cerita, tetiba kami bertiga di sana kami langusng mencarter motor satu hari full agar bisa mengamati kota cantik ini dari dekat. Untung dedek bayi selaku ketua tim perjalanan ini pengertian dan tidak rewel walau semua asing baginya.
Buat saya, Banjarmasin memang cantik dengan caranya sendiri.
|
dok. pribadi |
Tolong jangan salah fokus, saya foto tugunya bukan mas masnya. Tugu ini tepat berada di jalan utama dekat penginapan saya. Nuansa senja yang cantik, ditambah dengan kota yang bersih dan tugu yang syahdu menambah gairah saya untuk bekeliling. Namun dedek bayi selaku ketua tim butuh tidur, jadi kami kembali ke peraduan dengan pasrah.
|
dok.pribadi |
Yak, ini adalah pak suami yang sedang berebut roti dengan ketua tim (dede bayi). Ada cerita unik saat saya membeli roti di atas. Kasir toko roti ini terlihat sangat tidak muslim (memangnya muslim ada ciri-cirinya? haha).
Maksud saya dari raut muka yang sangat kebule bulean tidak terlihat kalau dia orang melayu yang mayoritas beragama muslim. Saat saya membayar rotinya, eh malahan dia yang mengucapkan akad jual beli duluan. Saya yang muslim saja jarang mengucapkan kalimat akad jual beli. Duh jadi malu.
|
dok pribadi |
Ini adalah acara macet macetan saat jalan jalan pagi sebelum ujian. Tidak ada yang aneh namun perhatikan tulisan di bawah lampu jalanan.
|
dok. pribadi |
Rasa-rasanya ada nyess pelan di dalam dada. Keren, di mana lagi dapat ditemui hal seperti ini?
|
dok pribadi |
Angkot yang canteek dan unique yak. Haha, hari saya memfoto ini memang lagi hari santri, jadi memang lagi banyak muda mudi bersarung yang sedang merayakan festival dan pameran santri di sana.
Saya dan tim perjalanan sampai di Taman Ratu Zalecha, Martapura. Kami singgah sebentar untuk ikut-ikutan berlari pagi bersama warga lokal. Kebanyakan yang sedang lari pagi dan olahraga adalah warga lansia lo. Ciamik, walau tua namun tetap jiwa muda ya bosque.
|
dok pribadi |
Spot foto yang instagramable banget ni.
|
dok pribadi |
|
dok pribadi |
|
dok pribadi |
Tugu yang mengingatkan tentang larangan riba dan halalnya kegiatan jual beli ini berada tepat di depan barisan toko mutiara yang menjadi oleh oleh khas kota Martapura.
|
dok pribadi |
|
dok pribadi |
|
dok pribadi |
|
dok pribadi |
Yak. Sekian jurnal perjalanan saya selaku sekertaris. Berhubung ketua tim (dedek bayi) sudah lelah dan ingin segera pulang ke rumah maka kami bersiap untuk kembali ke rumah di Samarinda.
Semoga menghibur. Selamat berdebar yang lagi menunggu pengumuman tes CPNS. Moga jadi pegawai negeri yang barokah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar