Rabu, 26 September 2018

Aliran Rasa Game Level 1: Komunikasi Produktif

September 26, 2018 0 Comments
Assalamualaikum emak-emak di rumah dan para ibu bangsa. (tsaaaaah)

Senang sekali rasanya bisa menuliskan aliran rasa ini setelah mengikuti materi komunikasi produktif (komprod), yang langsung dilanjutkan dengan tantangan game level 1 selama 10 hari.

Di game Level 1 ini, saya memilih untuk melakukan komprod dengan suami dahulu. Meskipun selama ini komunikasi saya dan suami memang tidak buruk, namun masih banyak hal yang harus dibenahi. Terutama membenahi diri saya sendiri, haha.

Komprod dengan Suami


Masih ingat kan dengan 5 tips komprod dengan suami, yakni clear and clarify, intensity of eye contact, kaidah 7;38;55, choose the right time, dan i am responsible for my communication result.

Ada kejadian yang lumayan menguji tekad komprod saya selama hari tantangan game ini berlangsung. Saya sempat salah paham dengan suami karena hal kecil, alhasil saya ngambek dari pagi. 

Pas sekali, ini adalah kesempatan untuk saya apakah bisa mempraktekkan komprod pada mas misua dengan tepat. 

Biasanya saya memang selalu diam kalau lagi ngambek, tapi kali ini saya tuliskan lewat wa alasan saya ngambek. Ternyata efeknya luar biasa ya. Semacam ada rasa lega yang tak tergambarkan.

Mas misua juga ternyata dapat merespon cara komunikasi saya dengan sangat sweet. Sorenya, Mas Misua minta maaf sambil kecup di pipi. Aih, meleleh saya Mak.

Komprod dengan Anak


Wah, ini dia tantangan saya yang sesungguhnya: menangani perilaku dede bayi yang kadang luar biasa membuat batin saya jadi jungkir balik gak karuan. 

Saya memang masih tergolong emak yang gak sabaran sama tingkah laku mereka yang cukup merepotkan. Padahal kan ya, memang sewajarnya mereka bertindak seperti itu: mengexplore muka bumi dengan penuh antusias sebagai penududuk baru. Selain itu, seharusnya tingkah mereka itu disyukuri, itu pertanda fisik dan pikiran mereka baik-baik saja.

Pernah suatu kali saya mencoba meminta tolong dengannya, seperti, "Tolong dong sayang, ambilkan kerudung merah di atas meja". Dengan muka imut dan unyu-unyu itu, ia ngesot ke arah meja dan mengambilkan kerudung. Walaupun bukan yang warna merah, tapi rasanya saya baru sadar: ia sangat paham atas semua yang saya katakan. 
Az-Zahra, 16 bulan (doc.pri)
Ahh, maafkan emakmu ini ya sayang, semoga emakmu ini bisa segera berbenah diri agar bisa jadi orang tua yang pantas.

Oiya, Az-Zahra sudah bisa bilang bunda loh, hihihi.


Komprod dengan Diri Sendiri



Ini dia, hal terpenting tapi justu yang paling sering diabaikan. Setiap kata yang disugestikan pada diri akan membawa pengaruh yang besar pada kerja tubuh. Komunikasi positif pada diri sendiri tentu akan membawa kekuatan yang baik dan begitu pula sebaliknya.

Mudah saja contohnya, seperti  mengubah "aku tak bisa", menjadi "ayo cari tahu", mengganti kata "masalah" menjadi "tantangan".

Komprod pada diri sendiri adalah kunci ke mana diri ini akan berangkat, ke arah tangga yang menanjak, atau ke lembah tak berdasar.

Yak, over all, saya merasakan sekali kenikmatan hidup dengan komunikasi yang baik, seperti atmosfer rumah yang lebih hangat dan tentu saja tatanan diri yang lebih rapi. Semoga kemampuan komprod saya terus menanjak agar diri yang carut marut ini bisa memantaskan diri untuk mendidik mahluk polos yang sekarang sedang ngorok bersama ayahandanya.

Salam sayang untuk emak emak di seluruh dunia, keep moving forward!

Sumber materi: kelas bunda sayang IIP batch 4
Sumber gambar: pexel.com



#aliranrasa #gamelevel1 #kuliahbunsayiip #institutibuprofesional

Minggu, 16 September 2018

Kulwap Bareng Hanny Dewanti: Rahasia Inspirasi dalam Ridho Suami

September 16, 2018 0 Comments

Dear my friends,

Setelah sekian lama saya berjuang melawan lupa perihal setoran untuk ODOP99, akhirnya hari di mana saya kembali bergabung sudah tiba, yeay. Pas banget momennya dengan  kulwap bareng Hanny Dewanti, emak-emak penulis yang ah, warbiasah banget lah.

Kalau udah ketemu emak-emak macam ini, iri dan dengki saya langsung muncul. Kok bisa sih sukses tapi tetep rendah hati? (saya aja yang masih remah-remah rengginang udah bisa songong).

Kan ya seharusnya makin tinggi levelnya, makin mudah untuk tinggi hati. Dengan koneksi yang lebih bagus, berkah finansial dan follower yang banyak, ya harusnya membuat diri ini minimal agak berlagak lah, tapi ini malahan makin bersih visi misi menulisnya. Hiks, iri sayaaa.


Hanny Dewanti

www.facebook.com/Hanny Dewanti


Mak-emak yang penasaran dengan tulisan-tulisan Mak Hanny, bisa dicek di fb nya

Gimana mak, renyah banget ya tulisannya? Buat saya tulisan Mak Hanny ini ibarat popcorn karamelnya XXI: manis, mudah dicerna, mengenyangkan, dan nagiih. Tulisan belio di FB kerap berisi tentang nasehat dalam menghadapi konflik rumah tangga. Dari tulisannya sih bisa disimpulkan bahwa Mak Hanny ini pernah mengalami masa-masa yang sulit bersama pasangan, namun berhasil bertahan dan akhirnya bisa berada di tangga yang tinggi seperti sekarang, saluut.

Tulisan Hanny Dewanti yang berasa nampar buat saya yakni tentang rido suami. Saya seringkali ngerasa kalau aturan kita apa-apa serba rido suami, patriarki banget lah (maaf ya, saya terlalu banyak baca artikel feminisme, haha). Namun, tulisan tulisan Hanny Dewanti ini kembali mengingatkan kita pada fitrah agama tentang di mana seharusnya seorang istri berada, yakni dalam dekapan, eh dalam rido suami.

Menurut Mak Hanny, dalam rido suami itulah terletak kebahagiaan yang hakiki. 

Kulwap ODOP bersama Hanny Dewanti


Di awal kulwap, identitas Mak Hanny digelar dengan gamblang dan saya senang gegara domisilinya sama dengan saya, yakni Samarinda, yeay. Semoga semangat dan niat baik Mak Hanny dalam menulis bisa tertular.

Rahasia di balik tulisan Mak Hanny yang terkesan 'nyablak' dan sangat enak dibaca ialah pengandaian semua pembacanya sebagai sahabat. Jadi dengan visi seperti itu, ia berusaha agar tulisannya tidak terkesan menggurui, namun lebih kepada ajakan kebaikan pada seorang sahabat.

Ada satu hal yang saya sangat salut dengan mak ini. Dengan jelas Mak Hanny mengatakan, menulis bukanlah proses yang mudah. Ada temannya yang juga menekuni bidang kepenulisan, namun tulisannya tak jua membuahkan hasil. Ia mulai depresi dan bahkan perlu mengkonsumsi obat antidepresan. Karena alasan itulah, visi misi menulis yang sarat dengan hal-hal yang pamrih perlu segera dirubah.

Menurut Mak Hanny, ubahlah visi misi menulis untuk sekedar berbagi kebaikan agar kita tak pernah peduli dengan komentar dan feedback yang didapat, karena feedback itu datang dari kepuasan di dalam diri.

Satu hal lagi yang penting dalam menulis ialah riset. Menurut Mak Hanny, satu karya buku paling enggak memerlukan riset dari 10 buku. Itu jumlah minimal ya. Saya mendadak ingat dengan salah satu postingan di IG yang menyebutkan bahwa karya Origins Dan Brown itu tercipta setelah penulisnya membaca 100 buku sebagai referensinya. Uwoow! Makin berasa jadi remah remah rengginang, hiks.

Fiksi atau Non Fiksi?

Wattpad.com/Honey Dee

instagram.com/Hanny Dewanti

Jadi, setelah kulwapnya rampung, Mak Hanny membuka GA dan kita disuruh memilih di antara dua bukunya ini: Rooftop Buddies atau Hijrah Sakinah. Ga bisa nih dapat dua-duanya aja Mak, haha?


Baiklah saya memilih Hijrah Sakinah. Awalnya saya condong ke Rooftop Buddies, namun sepertinya karya Mak Hanny yang ini bisa diintip di app Wattpad. Jadi saya berpindah hati ke Hijrah Sakinah. Apalagi Mak Hanny sempat bercerita tentang banyaknya sumber riset yang dipelajari saat menulis buku ini, rasanya saya semakin mantap memilih buku non fiksi ini.

Et, tapi setelah mengintip Wattpad, ternyata hanya prolognya saja yang tersedia di sana, hiks. Gimana ini ya, saya makin galau. Prolognya gantung tepat di saat petualangan baru dimulai, huwaaa.

Padahal dari prolognya yang sangat singkat itu, bisa ditebak cerita buku ini pasti akan seru dan sarat makna. Apalagi, isu suicide memang sedang terangkat gegara beberapa artis dan figure publik internasional sempat diberitakan melakukan bunuh diri berturur-turut dalam tempo waktu yang singkat. 
instagram,com/societyfeelings
Saya sempat melakukan riset untuk bahan menulis artikel mengenai isu bunuh diri. Ternyata, silent disease macam ini juga banyak menyerang kalangan ibu-ibu, loh. Namun, terlalu banyak yang tidak tercatat lantaran depresi belum dianggap sebagai penyakit yang layak mendapatkan perawatan oleh ahlinya. 

Saya rasa Radio Romance (drama korea) juga dapat menjadi ilutrasi yang bagus mengenai penyakit depresi di kalangan artis. Drama tersebut menggambarkan penderita depresi sebagai manusia yang sedang membangun penjara bagi dirinya sendiri. Ia ingin keluar dan diselamatkan namun ia tidak tahu caranya. Beruntung, tokoh tersebut menemukan cinta pertamanya yang ia sangat percayai. Tokoh inilah yang akan membimbingnya untuk bisa lepas dari penjara yang mengkungkungnya. Ealah, malah jadi cerita drakor deh.

Baiklah, saya mantap pilih Rooftop Buddies, tapi......  , baiklah, Rooftop Buddies. (saya sudahi tulisan ini sebelum mengetik kata tapi yang kedua kalinya)

#jumatkulwapodop #hannydewanti #hijrahsakinah







Sabtu, 01 September 2018

NHW 4 : Aktualisasi Diri

September 01, 2018 0 Comments
Assalamualaikum bunda-bunda pembelajar,

Tak terasa sudah berada di penghujung pra bunsay. Agak deg-deg juga nih mau menerima kelas bunsay yang asli, hihi.

Tema kali ini ialah tentang aktualisasi diri. Curhat dulu yak, saya resign dari kerjaan gegara hamil. Rasanya pasca resign itu suntuuuuk banget. Berasa jadi pengangguran yang gak bermanfaat.

Lambat laun suntuknya semakin parah dan saya sedikit terjangkit babyblues. Gak sampai parah sih, tapi yang jelas sudah mulai nangis gak jelas di depan pintu rumah, hahaha.

Untungnya di momen yang genting ini saya mengenal IIP dan sadar bahwa untuk menikmati hidup cukup dengan menjadi diri sendiri. Setelah menjadi ibu, saya memang mendadak lupa pada hobi. Lupa baca buku, lupa nulis, lupa nonton One Piece, dan lupa menyempilkan waktu untuk sekedar rehat pada diri sendiri. Tak perlu lah jadi emak yang sempurna, cukuplah jadi emak yang bahagia, ceilah.

"Happy mom grows happy family"- Institut Ibu Profesional

Saya mulai menggeluti hobi lagi. Saya mencari teman-teman seprofesi yaitu emak-emak yang doyan nulis. Ternyata teman seprofesi teman saya sangat banyak. Bahkan udah ada yang bisa menghasilkan uang dari hobi ini. Sungguh kenikmatan yang hakiki!

Saya masihlah remah-remah rengginang di dasar kaleng Khong Guan. Masih banyak banget anak tangga yang harus dinaiki. Keep on fire!

Manfaat Aktualisasi Diri

pexel.com
Aktualisasi diri buat saya sangat bermanfaat. Selain menjadi produktif karena punya targetan bulanan, juga menjadi semacam rehat dari kejenuhan rutinitasnya rumah tangga. Rasanya punya sesuatu yang bisa dikhawatirkan selain urusan rumah dan anak itu suatu kemewahan tersendiri.

Aktualisasi diri semacam ini juga meminimalkan pikiran negatif. Pikiran kita akan disibukan dengan fokus yang kita rancang sendiri. Saya dapat merasakannya, setelah saya mulai aktif ngeblog sana sini, intensitas ngambek  ke suami berkurang 60%.

Oh iya, dan ini poin yang paling penting. Berdasarkan diskusi di kelas Bunda Sayang, aktualisasi diri juga bermanfaat untuk menghindarkan kita dari mom war yang tak berfaedah. Entah itu tentang ibu bekerja-ibu di rumah, imunisasi-tidak, dan perihal lainnya. Kita semua adalah orangtua yang menginginkan hal terbaik untuk anak dan keluarga, namun semua memiliki cara dan jalan masing-masing. Yang penting ialah tak berhenti untuk terus menuntut ilmu, betul, betul, betul?


"Every mom has her own battle, win yours without being down to others"-Institut Ibu Profesional


Tugas IIP



  • Kartu Nama






  • Narasi Diri
Saya adalah ibu rumah tangga yang senang menyepi sambil menulis. Saya menggilai buku-buku karya Agatha Christie, Enid Blyton, dan tentu saja Sir Arthur Conan dengan tokoh Sherlocknya yang sangat fenomenal. Untuk penulis dalam negeri, Andrea Hirata dengan karya "Cinta Dalam Gelas" lah yang sangat adiktif untuk diri saya.

Selain menulis, saya juga suka jalan-jalan. Di waktu luang, saya sesekali jalan ke perpustakaan daerah di Samarinda dan nongkrong berlama-lama di bagian anak. Furniturnya bagus dan ramah anak, ditambah lagi ada ruangan menyusuinya, uwooo. Sebenarnya saya pengen banget bisa mampir ke Perpustakaan Nasional yang katanya merupakan bangunan perpus tertinggi di dunia, semoga nanti ada kesempatan untuk bisa ke sana.

Kalau bunda juga tertarik pada dunia blogging, saya sarankan untuk mengunjungi blognya mbak Carolina Ratri. Beliau adalah emak blogger senior yang banyak menuliskan tips blogging untuk para awam macam saya ini. Tulisan beliau lucu, mudah dicerna, dan sangat aplikatif, very recommended!

Cari Blog Ini

Aliran Rasa Bunda Cekatan 2020

Dear, Kali ini saya membuat aliran saya dengan telat. Sayang sekali.  Tapi saya tetap ingin membuatnya sebagai selebrasi perjuangan...

Follow Us @soratemplates