Haha, sebagai Ibu yang dulunya juga pernah muda, Sapardi Djoko Damono pernah menjadi salah satu "daftar pustaka" di sela sela mengerjakan skripsi. Puisi cintanya yang tepat sasaran, mengena di hati memang bikin banyak pujangga cinta (yang kebanyakan pujangga adalah jomblowan dan jomblowati) menjadi berapi api untuk terus berkreasi di dalam patah hati (eeeeaaa).
Buat saya puisi beliau adalah kebahagiaan kecil di tengan rutinitas menerjemahkan buku Agrios (buku nya anak pertanian). Di saat saat saya mendapatkan berita buruk untuk mengulang penelitian , puisi beliaulah yang menemani dalam kepatah hati an saya yang mendalam, yang berujung pada tertundanya kelulusan karena akhirnya yang saya lakukan adalah melakukan penelitian mendalam pada puisi puisi beliau. Berikut kutipan puisi beliau yang paling saya suka
Hatiku Selembar Daun
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput
Nanti dulu, biarkan aku sejenak berbaring di sini
Ada yang masih ingin ku pandang
Yang selama ini senantiasa luput
Sesaat adalah abadi
Sebelum kau sapu taman setiap pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar