Rabu, 28 Februari 2018

Ipusnas, Aplikasi Mini yang Membuat Perpustakaan Menjadi Dalam Genggaman

Februari 28, 2018 0 Comments
Haha, malu rasanya baru mengulas aplikasi ini sekarang. Ketahuan banget kudetnya. Tak apalah ya kan, semoga masih ada yang bisa mengambil manfaat dari ulasan ini.

ipusnas.id


Apa sih Ipusnas?

Ipusnas adalah perpustakaan nasional RI dalam bentuk aplikasi di hp. Enak banget kan? Jaman kuliah dulu, saya merasa beli buku adalah kebutuhan pokok yang menjadi nomor satu. Namun setelah menikah, ternyata buku adalah kebutuhan tersier yang harus terus mengalah. Belum lagi, harga buku yang terus meroket, aiiih.

Nah, Ipusnas memang sudah kayak slogannya pegadaian, "Mengatasi masalah tanpa masalah", ia bisa memuaskan hasrat membaca tanpa memberatkan budget bulanan. Sangat apik lah untuk menjawab masalah harga buku yang terus meroket tak karuan kayak harga beras dan cabe. Sudah begitu, koleksi bukunya pun lebih dari 20 ribuan. Nah lo, silakan bu-ibuk untuk mantengin Ipusnas saja di smartphonenya, jangan mantengin video Bu Dendy saja ya. 

Napak Tilas Ipusnas

Ipusnas sudah diluncurkan sejak tahun 2016. Selain Ipusnas, banak sekali aplikasi lain yang sejenis sesuai dengan daerahnya masing-masing. Karena saya tinggal di Samarinda, nama aplikasi perpusnya I-Kaltim. Bahkan, ada salah satu akun di instagram yang juga merekomendasikan untuk menginstal I-Jak, aplikasi perpustakaan Jakarta. Tapi, menurut saya sih, cukup Ipusnas saja sudah sangat memuaskan.


Koleksi Buku Digital Di Ipusnas

Sebagi pengguna baru Ipusnas, saya merasa sangat kecanduan, haha. Bagaimana tidak, koleksi Agatha Christie melimpah ruah, hampir lengkap. Saat saya mulai merasa bingung mau masak MPASI apa buat dedek bayi, tinggal lihat Ipusnas. Bingung mau tutorial dandan ke kondangan, ada bukunya di Ipusnas. Huah, benar-benar ketjeh lah, terima kasih Pak Menteri Pendidikan.

Tertarik Mengintal Ipusnas?

Untuk menginstal Ipusnas, bu-ibuk hanya perlu cari aplikasinya di Play Store hp masing-masing. Aplikasi ini bukan hanya berguna untuk baca buku lo, tapi juga bisa untuk saling berhubungan sesama pengguna Ipusnas. Jadi, bisa saling share dan komen tentang buku yang sedang dipinjam. Cara mendaftar di aplikasi ini pun hanya dengan email, mudah banget lah.

Lama buku yang dipinjam biasanya 2 hari, jadi untuk baca buku yang rada berat kaya buku Marie Kondo yang kemarin saya buat reviewnya, saya meminjam sampai 2 kali periode. Yah, gak beratin kuota kok, karena tetap lebih banyak paket data yang terkuras saat streaming film Korea.

Selamat membaca ya bu-ibuk.




Minggu, 25 Februari 2018

NHW 5: BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

Februari 25, 2018 1 Comments
Tugas membuat desain pembelajaran cukup rumit juga untuk didefenisikan secara pasti. Gugel sih memang  selalu berhasil menampilkan banyak referensi tugas NHW 5, namun masing-masing memiliki definisi yang berbeda tentang desain pembelajarannya. Jadi, intinya desain pembelajaran memang tergantung pada penulisnya

Yap. Kalau begitu langsung cap cus saja, berikut ini adalah desain pembelajaran ala Rian Andini.





Yah, beberapa poin memang saya rasa masih absurd untuk dijadikan bahan evaluasi, seperti pada poin evaluasi bunda shaleha. Bagaimana caranya saya mengetahui bahwa artikel yang saya buat bermanfaat buat banyak orang? 

Hmm, kalau di televisi yang menjadikan rating tinggi sebuah program acara adalah share dan komen. Namun, bisakah share dan komen menjadi acuan pasti kebermanfaatan yang luas? Entah lah. Saya juga belum tahu pasti.

Terima kasih, sekian desain pembelajaran yang saya buat. Semoga diberi kekuatan oleh Sang Penguasa Semesta untuk keep on charging.

Minggu, 18 Februari 2018

NHW 4: Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah

Februari 18, 2018 1 Comments
Yap, akhirnya dengan tahapan perlahan, kita sampai di tahap NHW 4. Setelah diskusi awal dengan tema minat ibu, kemudian langkah nyata yang membawa perubahan, dan sampai pada tugas ketiga yakni untuk tetap mengikat kita pada misi keluraga dan lingkungan, kini saatnya untuk EVALUASI alias ASSESSMENT.


pixabay.com


Tahu kah ibu ibu, apa yang lebih sulit daripada membuat rencana? Jelas, melakukannya ya kan, haha. Meski seperti ritual resolusi tahunan yang seringkali menjamur dan berkarat, tapi toh semangat perubahan ke arah yang baik tak pernah pudar, jadi keep fighting and keep warming, yak bunda bunda pembelajar.



Evaluasi NHW 1

Q:
Mari kita lihat kembali Nice Homework #1 , apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

A:

Masih seperti NHW 1 kemarin, saya tetap memilih jurusan menulis.


Evaluasi NHW 2


Q:
Sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? 

A:

Baru sekitar 60% poin-poin di ceklis yang dapat saya kerjakan. Sisanya masin tertatih tatih, terutama hal yang berkaitan dengan memasak dan kegiatan agama.


Evaluasi NHW 3

Q:
Apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

A:
Saya memiliki minat belajar yang besar dalam bidang kepenulisan. Jadi, saya memang akan mendalami ilmu blogging dan menulis. Untuk blogging saya akan banyak melakukan blogwalking ke blog ibu-ibu yang sudah mapan. Untuk kegiatan menulis, tahapan yang pertama adalah banyak-banyak menulis review buku dan film sambil belajar menulis konten. Tahapan selanjutnya adalah pendalaman tentang ilmu menulis cerita pendek dan cerita anak. Setelah itu adalah novel.

Misi Hidup : membagi hikmah lewat kisah dalam tulisan
Bidang : menulis dan blogging
Peran : penulis lepas



Simpulan

Q:
Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.

A:

  • Bunda Sayang : Ilmu-ilmu kepenulisan seperti SEO dalam blog, susunan plot cerita yang tepat dalam cerpen, dan konten kata yang padat namun tepat dalam menulis artikel.
  • Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu manajemen waktu yang tepat agar minat dan keluarga tetap bisa berjalan beriringan.
  • Bunda Produktif : ilmu seputar kemandirian finansial lewat menulis juga tentunya.
  • Bunda Shaleha : Ilmu tentang berbagi manfaat kepada banyak orang lewat tulisan.

Q:
Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

A:
  • KM 0 – KM 1 (tahun 1, 2018) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang
  • KM 1 – KM 2 (tahun 2, 2019) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan
  • KM 2 – KM 3 (tahun 3, 2020) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif
  • KM 3 – KM 4 (tahun 4, 2021) : Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha
Q:
Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

A:
Saya sudah memasukan ke dalam ceklis untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut, jadi tidak ada perubahan yang akan saya lakukan.

Do it now!

Sekian tugas NHW 4, semoga ini menjadi titik awal yang baik untuk melakukan hal yang baik. 



Rabu, 14 Februari 2018

Yuk, Berpiknik Ria di Perpustakaan Daerah

Februari 14, 2018 1 Comments
Baca Buku

Punya hobi baca untuk seorang emak-emak memang rada susah. Jangankan baca buku, punya waktu untuk bisa mandi tepat waktu aja sudah merupakan anugerah tersendiri yang patut disyukuri, betul kan ibu-ibu?
Tapi ah, apalah arti mandi tepat waktu jika dibandingkan senyum manis bayi mungil nan lucu. 

Jadi, sudah sekitar 5 tahun saya tidak memperbarui keanggotaan di perpustakaan daerah. Tinggal di ibukota propinsi Kalimantan Timur jelas membawa banyak manfaat bagi saya, salah satunya adalah dapat menikmati perpustaakaan propinsi tiga lantai, dimana lantai 3 adalah lantai yang penuh dengan novel gratis, uwuwuwuw. 

Namun, memiliki seorang bayi 9 bulan bukanlah hal mudah untuk memutuskan untuk kembali menggeluti kembali hobi ke perpu. Pikiran-pikiran seperti apa boleh ke perpus bawa bayi, apa boleh sambil gendong dede bayi, memilih milih buku di antara rak yang berjejer rapi, dan sampai pikiran bahwa saya akan kena marah petugas perpus karena dede bayi menangis mendadak.

Pada suatu hari yang cerah dan bosan, saya nekat untuk ke sana bersama mas suami. Mas suami pun sudah bersedia menjaga dedek bayi selama saya memilih buku. 

Dan ternyata, perpustakaan yang sudah lima tahun tak saya kunjungi itu sudah berubah banyak Mulai dari fasilitasnya yang makin kece, wifi makin kenceng, dan yang paling penting buat emak-emak adalah ruang menyusui dan ruang baca anak. Wow banget lah.

Ruang baca anak yang terbilang sangat nyaman, full ac, full permainan dan bahkan ada komputer untuk menyalakan kaset pendidikan. Wow banget kuadrat lah. Jadi, si manis Azzahra dan mas suami akhirnya menongkrong ria di dalam ruang baca anak dan emak melanggeng cantik ke lantai 3 untuk kembali berjumpa dengan Agatha Christie dan kawan-kawan lama.

Bayi Azzahra dan bapaknya pun tidak sekedar menongkrong tanpa guna. Berada di ruang yang penuh dengan warna-warni kursi membuat bayi Aza riang gembira. Apalagi ada anak kecil lain yang juga sedang bermain dengan buku, ia makin senang berada di sana.

Bapaknya yang iseng, walapun tahu bayi 9 bulan jelas tak tahu apa itu buku, malah mengambilkan buku cerita nabi. Bayi Aza yang sedang membuka buku berhasil dipotret oleh bapake. Ckck, gaya bayi 9 bulan udah kaya mahasiswi lagi skripsian aja sih. Gemessssh.




Selain kami, ada juga seorang bapak yang sedang mengajari anaknya membaca di dalam ruangan tersebut. Ada juga seorang ibu yang sedang selonjoran dan anaknya sedang melompat-lompat di antara rak buku. Ahh, pemandangan yang indah banget, mendadak pengen bayi Aza cepetan besar terus belajar baca sama emaknya di sini.

Perjalanan ke perpusda membawa banyak manfaat. Selain emak yang kegirangan karena bisa berjumpa kembali dengan buku favoritnya, anak pun juga bisa diajari untuk mencintai buku. Karena membaca sebenarnya bukanlah sekedar hobi, ia adalah kebutuhan, seperti makan dan minum. Yuk, ajak buah hati sesekali berpikinik di perpustakaan.

#kelasmenulisceritaanak #kelasMCA

Minggu, 11 Februari 2018

NHW 3: Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Februari 11, 2018 2 Comments
Tugas NHW yang ketiga ini cukup spesial, melihat antusiasme ibu ibu di grup wassap yang sanggup dengan kecepatan kilat menyelesaikan tantangan. Bisa tebak tugas macam apa yang bisa menggairahkan ibu ibu untuk segera mengerjakan tugas dengan kecepatan kilat? Yap, make a love letter, hahaha.


pixabay.com



Materi ketiga: Membangun Peradaban dari Dalam Rumah

Materi ketiga kali ini ialah menekanan pentingnya keluarga yang merupakan pondasi moral dari sebuah peradaban bangsa. Dengan menyadari potensi diri dan anggota keluarga, kita dapat memaksimalkan dan membawa misi kebaikan yang dapat bermanfaat untuk keluarga dan masyarakat.

Sebelum kita menyadari adanya potensi diri pada diri dan anggota keluarga, ada baiknya untuk kembali menggali masa lalu. Adakah luka pada masa kecil kita lantaran pengasuhan orang tua yang cukup keras? Kalau ada, sudah saatnya untuk memaafkan masa lalu itu dan memperbaiki diri agar kesalahan pengasuhan itu tidak diteruskan ke anak kita.

Untuk yang sudah menikah, di materi ketiga ini kita diajak kembali untuk jatuh cinta lagi pada suami. Ahh, memang kadang kala rasa penat dapat menjadi sangat kejam, menjelma pelan menjadi sebuah pembenaran atas tingkah laku yang tak senonoh, bahkan pada teman hidup kita sendiri.

Saya pun merasakannya, apalagi di waktu sudah punya dedek bayi yang menguras waktu. Sekedar untuk mandi dan makan saja harus terburu-buru, apalagi waktu untuk jatuh cinta lagi pada suami, jelas mana ada, hahahaha. Dari alasan itulah kemungkinan tugas ini dibuat, untuk kembali mengingat alasan kita memilih mas suami.

Untuk yang sudah menjadi single parent pun tetap harus menuliskan surat cinta versinya sendiri. Kita kembali diminta mengenang alasan baik dan kualitas utama pada mantan suami, sehingga ditakdirkan menjadi ayah bagi anak-anak kita.

Yap, kira-kira begitulah gamabaran besar materi ketiga kali ini. Mari cap cus saja untuk mulai menulis surat cinta pada mas suami.





Tugas NHW 3

1. Surat Cinta untuk Mas Suami

Emm, ternyata nulis surat cinta untuk diposting sebagai tugas jauh lebih sulit. Pengen nulis romantis tapi takut kena sensor Internet Positif, eeeaaa haha.



Respon suami setelah baca surat cinta saya:  bagus sambil senyum-senyum. 

saya : kok cuman gitu mas komennya?
Suami : Yah, memangnya mau dikomenin apa lagi?
Saya : Yah, sudahlah.

2. Potensi Anak
Berhubung anak saya baru 8 bulan, jadi saya rasanya penilaian tentang potensi belum bisa dilakukan secara maksimal.

3.  Potensi Diri 

Kegemaran saya adalah membaca dan menulis. Jadi kemungkinan besar potensi saya ada di bidang itu. Suami saya cukup menggemari dunia desain grafis. Awal menikah dulu sempat mewacakan bikin komik dan saya yang bikin plot ceritanya. Semoga suatu saat nanti benar-benar bisa terwujud.

4. Lingkungan

Lingkungan yang saya tempati cukup kondusif untuk perkembangan diri saya. Banyak komunitas keagamaan ibu ibu yang potensial dan bermanfaat untuk diikuti. Untuk sementara ini saya hanya sekedar mengikuti dan belum benar-benar terjun ke dalam gelut komunitas itu. 

Sekian tugas NHW 3 kali ini, semoga terus menjadi cambuk pengingat untuk terus maju menggali potensi diri semaksimal mungkin. 

Salam ibu profesional.









Senin, 05 Februari 2018

Hikmah dan Pelajaran Menu Ratatouille dalam Masakan Rumah Tangga

Februari 05, 2018 0 Comments
Kalau mendengar kata ratatouille pasti yang terbayang adalah sosok animasi tikus jago masak ya kan?

empireonline.com

Kartun dari Disney ini memang salah satu animasi langganan yang di putar di televisi swasta dalam berbagai even entah hari libur lebaran atau pun natal. Entah apa ini termasuk bagian dari konspirasi NASA atau bukan, yang jelas saya mendadak terinspirasi ingin sekali belajar masak dan ikut mencicip makanan ini.

Setelah gugling dan macam macam, ternyata ratatouille bukankah masakan yang susah. Itu adalah masakan sejenis tumis sayuran yang dimasak mendadak dengan bahan seadanya. Dulu, ibu saya sering memodifikasi makanan sisa menjadi makanan baru, dan saya sering menggodainya dengan menyebut itu menu daur ulang. Ya, ratatouille sejenis lah dengan menu daur ulang seperti ini.

pixabay.com

Eits, jangan sekali kali meremehkan menu jenis ini ya. Malahan seringkali menu ini bisa lebih enak ketimbang menu aslinya. Saya sendiri juga heran, mungkin ini hanyalah power of kepepet khas emak emak.

Pernah emak di rumah ngelihat sambel sama ikan goreng yang tidak habis malam itu. Disajikan lagi dalam bentuk yang sama pun dipastikan bakalan bernasib sama, karena sudah bosan. Emak akhirnya menjadi mencampur ikan dengan sambalnya, jadilah ikan balado yang sekejab tandas.

Selain ikan menu sayur juga mudah untuk dijadikan menu daur ulang seperti itu. Sayur tumis seperti cap cay atau tumis jagung muda dan wortel bisa dimodifkasi dengan mi goreng agar lengkap enak. Yah, begitulah. Kadang menjadi emak memang harus jago dalam segala hal, termasuk dalam hal daur ulang.

Menu Ratatouille Ala Indonesia

pixabay.com

Silakan coba gugling bagaimana cara mengolah masakan sisa, dan cookpad memberikan jawaban paling wow. Setidaknya ada 100 ribu resep di web ini yang mengakomodir resep dari masakan sisa. Berarti, masakan sisa yang didaur ulang menjadi masakan baru masih menjadi primadona di dalam rumah tangga.

Selain menghemat, mendaur ulang masakan sisa juga dapat menghemat waktu. Sehingga, para ibu-ibu dapat bersantai dengan cepat setelah seharian berperang di dapur.  

Menu daur ulang andalan saya adalah nasi goreng. Nasi goreng yang dimasak sebagai sarapan di pagi hari biasanya menggunakan sambal sisa makan malam yang tak habis. Nasi yang dipakai pun biasanya adalah nasi sisa makan malam. Bagus lagi, kalau ada tambahan ikan asin, saya semakin semangat untuk meracik nasi goreng daur ulang. 

Bahan yang perlu saya siapkan sendiri hanyalah telur dan sisanya saya serahkan sepenuhnya pada bahan sisa makan malam. Mudah bukan?


Filosofi Menu Daur Ulang


pic by canva

Haha, berlebihan kah untuk mengulas segi filosofi dar menu daur ulang? Rasanya tidak ya. Terkadang, untuk hal-hal remeh temeh begini kita menjadi alpa dan luput memetik pelajaran. Berikut beberapa poin pelajaran dan hikmah dari makanan daur ulang.

  • Bahwasannya tidak ada penciptaan yang tidak ada gunanya, eaaaaa. Semacam ikan asin pun memliki makna dan kegunaannya nanti di pagi hari kan? Mungkin ia kalah bersaing saat momen makan malam, dan menjadi ejekan oleh lauk yang lain. Tapi mendadak ia  menjadi primadona di pagi hari, hanya tertinggal sebentar dari kawan-kawannya.
  • Semua akan indah pada waktunya. Mungkin ada momen di mana sambal sisa semalam merasa menjadi jomblo karena tak bertemu jodohnya. Dalam semalam ia bersedih, iri hati pada ayam goreng yang langsung tandas saat itu juga. Aih, pedih memang. Yah, intinya, pada pagi hari sambal toh akan bertemu dengan nasi putih dan berubah menjadi nasi goreng. Semua memiliki takdirnya masing-masing, yang perlu dilakukan hanyalah bertahan pada jalan kebenaran, haha.
  • Mengasah kreatifitas emak emak. Pejuang uang bulanan tentu paham sekali bahwasannya harus ada rem pakem agar semua kebutuhan terpenuhi, termasuk kebutuhan emak untuk tetap nge mall atau sekedar nongkrong di taman kota saat weekend. Menu daur ulang adalah jawaban dari akar permasalahan mubazir dan jawaban atas hasrat hemat. All in one, satu untuk semua lah.
Cukup 3 poin saja filosofi ngawur yang bisa saya kupas. Kalau ibu ibu punya poin hikmah yang lain bisa ditulis di kolom komentar.

Semoga bermanfaat.






Minggu, 04 Februari 2018

Review Drama Korea Tunnel, Kisah Peperangan Panjang Melintasi Waktu antara Detektif dan Pembunuh Berantai

Februari 04, 2018 0 Comments
Korea bergenre detektif memang belum bisa jadi favorit. Namun sebenarnya Korea tetap mumpuni lo dalam membuat genre ini. Terbukti dari film filmnya yang tetap diperankan oleh artis artis papan atas. Meski dalam ceritanya Korea selalu mengangkat tentang pembunuhan berantai yang kadang saya bosan melihat pola yang sama .
Fenomena pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang psikopat memang menarik untuk dikulik. Kelam kelam gimana gitu?

Awal ketertarikan untuk menonton serial drama ini adalah akibat membaca salah satu artikel di Mojok. Wah, udah mah genrenya detektif diulas pula sama salah satu penulis di sana, maka saya makin bersemangat lah mencari kopian gratis drama ini.

Ternyata susah lo mencari drama ini di kalangan mahasiswa karena serial detektif ternyata kurang begitu diminati. Saya tak menyerah walaupun ujung-ujungnya saya menonton streaming di viu dan menghabiskan jatah kuota sebulan dalam waktu 3 hari.

Awalnya saya pikir film ini akan berada jauh di atas level film sejenis, seperti Signal. Namun, yah, ternyata tidak berbeda jauh (menurut persepsi saya). Walaupun setipe, tapi setiap ceritanya menampilkan daya tarik tersendiri yang layak untuk ditonton maraton di penghujung minggu.

nontonkdrama.web.id

Film yang diperankan oleh Choi Jin Hyuk dan Yoon Hyun Min ini disutradarai oleh Kim Kyung Chul dan Kim Sung Min. Dilihat dari sampul filmnya aja bikin penasaran kan ingin menjajal misteri jenis apa yang dikelas dalam film ini. Drama ini pertama dirilis Maret 2017 dan berakhir di Mei 2017. (drakorindo.info)

Jalan cerita

Film ini menceritakan tentang detektif di masa lalu yang terlempar ke masa kini. Hasratnya ingin menangkap pelaku kejahatan pembunuhan berantai lah yang sebenarnya membuat dirinya dapat terlempar melintasi waktu. 

Selain kasus kejahatan berantai, banyak pelajaran psikologis tentang para pelaku kejahatan yang juga dipaparkan dalam film ini. Jadi, sambil nonton sambil belajar psikologis dikit-dikit lah. 

Setiap penjahat tidak terlahir dalam satu malam, butuh proses panjang seseorang untuk menjadi seorang penjahat. Rata-rata kriminal adalah seseorang yang memiliki masa lalu yang kejam, anak-anak yang tak mendapat cukup kasih sayang, atau anak-anak yang menjadi korban kejahatan.

Sisi humor dalam film ini juga tak terlalu kentara. Jadi jangan berharap film ini akan seceria drama Granpa Over Flower yang penuh dengan canda tawa walaupun sama-sama bergenre detektif dan diperankan dengan aktor yang sama.

Walau sisi humor kurang dan dari segi cerita tidak terlalu berbeda dengan drama genre sejenis, film ini menawarkan pelajaran psikologis yang cukup banyak. Saya menyukai adegan saat Lee Yo Young, yang berperan menjadi salah satu dosen, sedang mengajar tentang makna pelbagai perilaku kriminal.

Yap, seperti biasa, selalu ada satu quote yang cukup menginspirasi untuk diingat.



Film ini kembali mengingatkan kita sebagai ibu-ibu, bahwasannya keluarga adalah pondasi moral seorang anak. Rata-rata kriminal adalah seseorang yang keluarganya hancur berantakan. 

Jadi, jangan pernah menyepelekan waktu bermain dengan anak ataupun sekedar ngobrol-ngobrol ringan dengan anggota keluarga. Dengan cara itulah, moral seorang anak akan tumbuh sehat dan akan mengantarkannya menjadi individu yang berharga.

Selamat menonton.

Review Film Let's Eat, Makanan Korea yang Difilmkan dalam 16 Episode

Februari 04, 2018 0 Comments
Jangan bosan ya, karena lagi lagi yang akan saya review adalah drama korea. Haha.

Sepertinya kedepan selain drakor akan ada anime juga yang mulai saya review, semoga segera bisa terwujud.

Kali ini yang akan dikupas adalah Let's Eat, drama lawas tahun 2013 garapan sutradara Park Joon-hwa, Im Se-bin, Im Young-jin, Kim Bo-yeon, Seo Min-jung, Kim Gye-young, Park Min-hyun, Choi Min-sun, dan Kim Se-hee. 
dramabeans.com




Masih ingat serial ini? Drama yang kebanyakan adalah adegan makan ini memang bikin kesal karena bisa menyihir penonoton untuk mendadak lapar. 


Adegan makan yang kerapkali ada di setiap episode memang menjadi daya tarik penonoton untuk menantikan makanan apa lagi ya yang akan dipamerkan di episode selanjutnya.



Lee So Kyung sebagai pemeran utama bersama aktor Yoon Do Joon adalah teman satu apartemen yang sama-sama doyan banget makan. Walaupun awalnya mereka tak akur, mereka sebenarnya sama sama mengagungkan keunikan cita rasa makanan. Berawal dari sini lah kedekatan mereka dimulai  



Dari segi konflik memang tidak begitu menonjol. Kisah cinta segi banyak khas korea memang terjadi namun memang bukan ini yang ingin disampaikan oleh film. Film ini jelas sekali menjadi media promosi makanan kuliner khas Korea yang sedang booming. Lihat saja di Indonesia, pertumbuhan industri kuliner makanan Korea sedang tinggi sekali diminati anak anak muda yang ikutan ngiler setiap mantengin drama korea.



Begitulah industri hiburan di korea yang dapat dengan diam merasuk dalam pikiran dan mempengaruhi preferensi selera konsumsi kita. Salut sih, ada saja caranya untuk memajukan nama negaranya.



Selain promosi makanan, di film ini banyak sekali menyoroti resto ala jalanan. Mulai dari restoran yang sedang ngetrand sampai makanan pinggir jalan. Unik sekali lah, dan berhasil membuat saya sebagai penontonnya untuk tergiur ingin menjajal travelling ke sana.



Meskipun di awal kalimat saya amengatakan bahwa konfliknya tidak begitu menonjol, namun sebenarnya saya menyukai drama korea yang konfliknya ringan ringan saja seperti di film ini. Humornya lumayan banyak dan dengan ending yang lumayan manis film ini termasuk jajaran film yang top recomended lah untuk menghabiskan waktu akhir minggu.

Oh iya, ada satu quote di akhir episode yang cukup manis untuk ditulis.

Kunyahlah perasaanmu yang terpojok seperti kamu mengunyah nasi, lagipula hidup hanyalah sesuatu yang perlu kau cerna. 







Selamat menonton. 

NHW 2: Cheklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Februari 04, 2018 1 Comments
Assalamualaikum wr wb

Akhirnya tiba juga saatnya untuk Nice Home Work yang kedua, yeay. Video di bawah ini merupakan materi kedua yang diberikan untuk menjelaskan betapa pentingnya untuk menapaki satu per satu pondasi materi menuju ibu profesional, yang bukan hanya bermanfaat bagi keluarganya, namun juga untuk lingkungan sekitarnya.



Yang saya sukai dari semua materi yang disampaikan adalah Ibu Septi dan seluruh jajaran fasilitator di dalam IIP ialah selalu berhasil membuat para ibu, khususnya saya merasa menjadi sesuatu yang berharga, haha. Kadang dengan menjadi ibu rumah tangga yang full time membuat saya iri dengan ibu ibu lain yang bisa berseragam rapi nan canteq di tiap pagi.

Namun, setelah mendengar banyak beberapa materi lewat komunitas ini rasanya menjadi full time mother pun adalah sesuatu pilihan yang layak untuk disyukuri.

Ahh, daripada mendengarkan curhatan saya melulu monggo dicek beberapa materi di video yang sudah saya ringkaskan.


Materi 2 : Menjadi Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga




Sebelum diperkenalkan apa itu ibu profesional, Ibu Septi dalam video itu menjelaskan terlebih dahulu esensi penting anak-anak. Pada awal perkembangan anak anak sudah membawa bekal 4 hal penting, yakni intelejensi, kreatifitas, imajinasi, dan ahlak yang mulia. Seandainya kebersamaan dengan kita ternyata malahan menghilangkan 4 hal tersebut, maka ada hal yang salah dengan diri kita sebagai orang tua.

Tahapan awal untuk menjadi ibu profesional yakni bunda sayang. Maksudnya adalah kita dibekali terlebih dahulu dengan materi yang akan menuntun pada kesadaran pentingnya keluarga dan kulitas individu ibu sendiri. Setelah itu ada bunda cekatan, yakni mulai diajarkan cara untuk  mengatur keuangan keluarga dan lainnya. Level selanjutnya ada bunda produktif dan terakhir adalah bunda soleha.

Cheklist Indikator Profesionalisme Perempuan

Ada beberapa hal yang mesti saya kejar untuk dapat meningkatkan kualitas diri sebagai individu, ibu, dan sebagai seorng istri. Berikut poin-poinnya.

Sekian ceklis yang saya buat sebagai tugas HNW 2 dan juga sebagai media pengingat untuk terus mengupgrade diri. 

Terima kasih, semoga bermanfaat.

Cari Blog Ini

Aliran Rasa Bunda Cekatan 2020

Dear, Kali ini saya membuat aliran saya dengan telat. Sayang sekali.  Tapi saya tetap ingin membuatnya sebagai selebrasi perjuangan...

Follow Us @soratemplates