Haha, mungkin banyak yang tahu hanya tidak tahu namanya. Istilah bancakan saya dengar dari ibu saya yang bernotabene dari daerah Cilacap. Bancakan sendiri adalah istilah untuk acara selamatan ulang tahun, atau kelahiran yang dirayakan dengan makan dari satu bejana yang sama.
Samalah dengan istilah liwetan, intinya adalah acara makan rame rame plus rebut-rebutan pula di dalam satu bejana yang sama. Kalau di daerah ibu saya seringnya sih pakai tampah. Tapi kalau orang Jawa Barat sering saya lihat menggunakan daun pisang yang dijejer-jejer sebagai alas dari berbagai makanan yang disajikan.
Acara bancakan yang pernah saya rasakan sudah terjadi lampau sekali, sekitar waktu saya masih SD kelas 5. Waktu itu yang ulang tahun adalah mbah saya.
Haha, pagi-pagi mbah sudah masak besar, sekitar 3 tampah, yang terdiri dari nasi, lauk, dan yang tak lupa air untuk kobokan (cuci tangan) yang ada uang logamnya. Sebenarnnya uang logam inilah yang menjadi primadona untuk para bocil bocil yang sudah sengaja start sedari pagi.
Bocil bocil yang belum mandi, sangat-sangat bersemangat meraup makanan di tampah dengan tangan mungil mereka. Haha, lucu sekali menonton mereka ada yang berebut lauk. Kalau sudah makan berebut gini sih rasa menjadi nomor terakhir, yang penting adalah serunya rebutan itu loh.
Rebutan sesi dua segera dimulai, rebutan uang logam di ember kobokan. Asik banget. Air muncrat muncrat, ditambah haha hihi yang terdengar jelas dari para bocil bocil yang masih kucel ini.
Bancakan secara moril mungkin mengajarkan untuk menghilangkan sifat intoleran (haha), dan semangat kerukunan. Hmmm, namun secara de facto saya merasa makan di bancakan tidak dapat menghasilkan kenyang yang hakiki, karena yang saya dapat malahan tawa geli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar