Riset yang saya lakukan hanyalah melalui internet. Bahkan hanya dengan artikel di internet sudah dapat menembus rasa hormat dan salut saya sama beliau. Di usia yang masih muda belia, di mana saya hanya mengemis uang kuliah dari orang tua setiap bulan, beliau sudah dipenjara Belanda karena menerbitkan artikel yang dituding memprovokasi publik dengan pemerintah kolonial.
Di masa-masa saya galau hanya karena skripsi yang enggak kelar-kelar, beliau dengan gagah menyurakan pidatonya yang termasyur di Belanda : Indonesia Vrij.
Bahkan, di masa-masa para muda-mudi yang galau gegara digempur pertanyaan sadis tentang kapan nikah, beliau dengan lantang menyurakan bahwa tidak akan menikah sampai Indonesia merdeka. Hayo, siapa muda-mudi yang disini berani menyuarakan tidak akan menikah sampai nilai rupiah setara dengan nilai dolar amerika? Hahaha, Saya sih tidak.
Pasca beliau memundurkan diri dari jabatan Wapres, beliau pindah ke rumah pribadinya. Beliau hidup dengan sederhana bahkan sempat mengalami kesulitan membayar uang PAM. Saat itu Gubernur Jakarta yang sedang menjabat adalah Pak Ali Sadikin yang langsung mengusulkan beliau untuk menjadi warga kota utama agar terlepas dari beban bayar pajak dsb.
Ah, berapa banyak pejabat kita sekarang yang berani hidup seperti beliau? Memberikan segalanya ketika berkuasa dan tidak menuntut sedikitpun setelah menjadi rakyat biasa.
merdeka.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar