Matematika, ini adalah kata momok yang banyak dibenci siswa dari kecil sampai yang sudah jadi mahasiswa, termasuk saya.... pake banget.
Semua emak-emak pasti pernah mendengar pelajaran kalkulus, mata pelajaran yang bisa bikin sakit tapi tak berdarah dalam sanubari. Ketika kuliah, buat saya kalkulus adalah kiamat sugra (maafkeun, saya memang lebay). Huhu, sedih sih, semoga anak saya tidak menjadi seperti emaknya yang benci pada matematika.
Kisah pada Game Level 6
Bocil memang masih berumur 20 bulan, sehingga matematika dasar yang dicanangkan dalam game ini sederhana, seperti mengenali bentuk kecil dan besar, atau tentang perbedaan temperatur air, serta tentang logika dasar lainnya.
Kisah yang cukup saya ingat ketika game ini masih berlangsung ialah ketika membandingkan anggota tubuhnya dengan anggota tubuh hewan, yaitu kucing. Ada perbedaan mendasar pada tubuh hewan dan manusia yang sedikit membuat ia kagok alias bingung. Ia jadi sering menirukan telinga kucing atau juga menirukan paruh burung yang cendering lebih besar dari manusia. Yah, seperti itulah.
Ketika bermain di papan seluncur, ia juga cukup antusias melihat mobil-mobilan meluncur dengan cepat pada bidang miring seperti itu. Saat bermain temperatur air, membedakan mana suhu dingin dan yang hangat, ia juga terlihat bahagia. Semoga semangat dan kebahagianya dalam belajar akan terus hidup dalam dirinya.
Kisah Kegalauan Emaknya
Setelah tua begini saya baru menaydari apa makna dari mata kuliah kalkulus yang dulu terasa sangat tidak berguna nan sia-sia, yaitu untuk belajar bagaimana caranya belajar.
Ketika jadi emak-emak dan munculah masalah keterbatasan waktu untuk bisa meninggalkan rumah, metode belajar matematika dasar sangat terpakai untuk bisa menggeluati bidang lain dari rumah. Baik itu, kegiatan mencari kemudian, mengamati, mengelompokkan, serta mengenal pola, dan mencocokan, adalah dasar logika yang saya sangat gunakan ketika pertama kali menggeluti bidang blogging.
Kegiatan ATM, amati, tiru, modifikasi, mungkin juga bagian model dari logika dasar matematika yang kita pelajari prinsip-prinsipnya di sekolah.
Matematika juga mengasah logika, sehingga ketika jatuh cinta kita terhindar dari penyakit BUCIN yang mematikan. Ada yang tahu bucin? Budak Cintaaaa... #eeeaaa, topik aliran rasanya mulai melenceng.
Matematika merupakan pondasi dasar logika agar kita sebagai manusia dapat meletakkan segala sesuatu pada nilai objektifitasnya.
Yah, sudah sekian aliran rasa yang mulai melantur ini. Semoga bermanfaat ya emak-emak. Keep learning bersama buah hati kesayangan.
Yah, sudah sekian aliran rasa yang mulai melantur ini. Semoga bermanfaat ya emak-emak. Keep learning bersama buah hati kesayangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar